iklan banner 250x250

Kebesaran Kota Mekkah

[Sambungan dari: Rindu Ibadah Haji dan Umrah]

Begitulah kebesaran Kota Mekah, sehingga Allah menjadikan tempat ini sebagai tanah haram atau tanah suci. Itulah sebabnya, di tempat ini tidak boleh terjadi pertumpahan darah. Setiap orang yang berdoa di tanah haram ini juga mustajabah (dikabulkan). Keagungan Kota Mekah terpancar dari keagungan Allah SWT. Dengan kekuasaan Allah, Sang Khalik berkehendak apa pun yang diinginkan-Nya. Pada kenyataannya, dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahimnya, Allah menghendaki agar manusia sejahtera dan bahagia, tidak hanya di dunia, tapi bahkan di akhirat.
Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, Allah pula yang membuat aturan mainnya melalui hukum alam. Melalui Alquran, Allah mengabarkan kepada manusia bagaimana cara bersahabat dengan alam semesta ini. Manakala terjadi banyak bencana, manusia harus menyadari, hal itu karena manusia tidak mengikuti sistem alam yang menjadi ketentuan Allah.
Melalui ritus haji, Allah menguji siapa di antara umatnya yang beriman. Melalui rukun Islam kelima ini, Allah mengundang hamba-Nya untuk datang menghadap-Nya. Di tanah suci, manusia bisa berdialog dengan Penciptanya, mereka mengadukan nasibnya, meminta ampun atas dosa-dosanya. Kemudian, Allah menawarkan hamba-Nya untuk meminta apa pun yang diinginkannya.
Dengan berdoa, Allah akan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya tersebut.
Meskipun berhaji dibandingkan dengan travelling ke luar negeri sama, tapi berhaji secara substantif mempunyai makna yang jauh berbeda. Berhaji adalah kepasrahan diri, datang menghadap Allah dengan apa adanya sebagai manusia. Berhaji justru kita diminta datang oleh Allah sebagai diri kita, manusia. Maka, memasuki Kota Mekah hanya mengenakan dua kain putih tanpa jahitan. Saat wukuf di Arafah pun, Allah pamer dan merasa bangga kepada para malaikat bahwa hamba-Nya datang dengan keadaan dekil.
Makanya, ketika seseorang datang ke menghadap Allah, dia merupakan perjalanan seorang hamba yang menghadap Penciptanya. Maka, mereka datang tanpa atribut apa pun, tanpa memperlihatkan pangkat dan derajat, kecuali kerendahan hatinya. Sedangkan travelling ke luar negeri pada umumnya berkaitan dengan derajat dan pangkat, serta kemewahan. Berhaji ke Mekah berarti kepasrahan manusia kepada Sang Khalik.

[Bersambung ke: Keagungan Kota Madinah]

0 komentar:

Posting Komentar

 
/* muamar-kurosaki.com Likebox Pro FBFan Code Start --------- */