iklan banner 250x250

Raudhah: Taman Syurga

Raudhah? Pasti nama itu melekat dalam ingatan para jamaah haji dan umrah. Sebauh bagian dari masjid Nabawi yang ditandai dengan karpet berwarna hijau. Letaknya pas di bawah kubah hijau mesjid Nabawi.

Ekspedisi Gua Hira

Mekkah, 10/11 | Kemenag.go.id—Setelah delapan hari di Mekah, saya dan enam rekan yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) Daerah Kerjker Mekah berkesempatan berziarah ke Gua Hira di Jabal Nur.

Rahasia Masjid Quba

Masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Ia adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

Kisah Nyata: Tukang Becak Naik Haji

Kaskus.Co.Id | Warga Rw 02 Rt 02 Kelurahan Pabean Pekalongan Utara, Tholib (53) alias Carub yang berprofesi tukang becak, berhasil mengumpulkan uang selama 25 tahun, hingga mencapai Rp 42 juta...

Kemana Anda Dapat Membadalkan Haji?

Hal yang paling penting sebelum anda mewakilkan badal haji dan umrah kepada orang lain, maka lihat dan periksalah terlebih dulu, apakah yang bersangkutan itu dapat menjaga amanah.

Siapa Yang Berhak Membadalkan?

Mereka adalah yang berhak membadalkan haji dan umrah:
  • Diutamakan badal haji dan umrah ini dilakukan oleh ahli waris ataupun keluarga terdekat
  • Bila tidak ada ahli waris yang dapat melakukannya, maka boleh diamanahkan kepada orang yang dapat dipercaya (amanah) dan mengerti (alim) dalam manasik haji dan umrah .
  • Akil balik dan mempunyai kesehatan fisik dan mental yang baik.
  • Orang yang melaksanakan berniat haji untuk orang yang diwakilkan dan sudah lebih dulu mengerjakan haji untuk dirinya sendiri.
Riwayat Ibnu Abbas, pada saat melaksanakan haji, Rasulullah s.a.w. mendengar seorang lelaki berkata "Labbaik 'an Syubramah" (Labbaik/aku memenuhi pangilanmu ya Allah, untuk Syubramah), lalu Rasulullah bertanya "Siapa Syubramah?". "Dia saudaraku, Rasulullah", jawab lelaki itu. "Apakah kamu sudah pernah haji?" Rasulullah bertanya. "Belum" jawabnya. "Berhajilah untuk dirimu, lalu berhajilah untuk Syubramah", lanjut Rasulullah. (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Dar Quthni dengan tambahan "Haji untukmu dan setelah itu berhajilah untuk Syubramah)".



Apa Keuntungan Badal Haji Umrah Bersama Kami?

Berikut ini beberapa keuntungan anda mengamanahkan badal haji kepada kami:
  • Pelaksana badal haji dan umrah adalah orang yang dapat dipercaya (amanah), berilmu agama mendalam, dan berpengalaman.
  • Badal haji dan umrah akan dilaksanakan dengan penuh amanah. Untuk badal haji, dilaksanakan 1 kali niat haji hanya untuk 1 orang (1 badal 1 pelaksana).
  • Anda mendapatkan penawaran infaq badal haji dan umrah yang wajar, proporsional dan terpecaya sesuai dengan perkembangan kondisinya, sehingga anda tidak lagi merasa syak (ragu).
  • Demi Allah, karena ikhtiar ini bukan demi komersialisasi haji dan umrah semata, maka jika anda merasa kurang mampu untuk memenuhi budget infaq badal haji dan umrah, anda dapat mengkonsultasikannya dengan kami.
  • Sehari atau dua hari sebelum pelaksanaan ibadah haji dan umrah, anda akan kami hubungi guna minta restu, doa dan kemantaban hati demi kelancaran proses ibadah.
  • Anda bisa mendapat sertifikat badal haji dan umrah atas nama orang tercinta yang dibadalkan.

Hukum Infaq/Jasa Badal?

Bagaimana hukum menyewa jasa badal haji dan umrah? Adakalanya, ahli waris atau kerabat terdekat dari orang yang meninggal dan ingin dihajikan/diumrahkan itu juga belum memenuhi syarat menjadi pengganti/mubaddil. Jika demikian, maka bolehkah ahli waris menyewa jasa badal haji atau umrah? Dalam hal ini, mayoritas ulama memberikan fatwa BOLEH. Fatwa ini seperti disampaikan oleh mayoritas ulama Syafi'i dan Hanbali  yang merujuk hadist yang mengatakan "Sesungguhkan yang layak kamu ambil upah adalah Kitab Allah" (H.R. Bukhari). Demikian pula dengan hadist-hadiat yang mengatakan boleh mengambil upah Ruqya (pengobatan dengan membaca ayat al-Quran). Ulama yang mengatakan boleh menyewa jasa badal ibadah haji, berlaku baik untuk orang yang telah meninggal maupun orang yang belum meninggal. Adapun ulama Maliki berpendapat makruh, sedangkan sebagian ulama hanafi berpendapat tidak boleh.


Berapa Jasa/Infaq dan Cara Daftar Badal Haji dan Umrah?

Daftar infaq badal haji dan umrah:
  • Badal Haji : USD 600 
  • Badal Umrah ( Bulan Biasa ) : USD 150
  • Badal Umrah Ramadhan : USD 250
  • Infaq badal haji dan umrah dapat diganti Rupiah (Rp) dengan nilai yang sama.
WASPADALAH! Jangan tertarik dengan harga murah, tapi tidak amanah dan tidak bertanggung jawab ( Naudzubillah ).

Info lebih lanjut: 08123146664 (call/sms/WA/Telegram) atau 087883846664 (call/sms); kontak via email: rinduhaji@live.com atau dengan klik DI SINI.


Siapa Yang Berhak Dibadalkan?

Merekalah yang haji dan umrahnya dapat dibadalkan:
1.Mereka yang telah wafat dalam keadaan Islam.
"Seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w. berkata "Ayahku meninggal, padahal dipundaknya ada tanggungan haji Islam, apakah aku harus melakukannya untuknya? Rasulullah menjawab "Apakah kalau ayahmu meninggal dan punya tanggungan hutang kamu juga wajib membayarnya ? "Iya" jawabnya. Rasulullah berkata :"Berhajilah untuknya". (H.R. Dar Quthni)
2.Mereka yang secara fisik lemah
“Hadist riwayat Ibnu Abbas "Seorang perempuan dari kabilah Khats'am bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah ayahku telah wajib Haji tapi dia sudah tua renta dan tidak mampu lagi duduk di atas kendaraan apakah boleh aku melakukan ibadah haji untuknya?" Jawab Rasulullah "Ya, berhajilah untuknya" (H.R. Bukhari Muslim dll.)
3.Mereka yang bernazar namun kedahuluan wafat
Hadist riwayat Ibnu Abbas " Seorang perempuan dari bani Juhainah datang kepada Rasulullah s.a.w. bertanya "Rasulullah!, Ibuku pernah bernadzar ingin melaksanakan ibadah haji, hingga beliau meninggal padahal dia belum melaksanakan ibadah haji tersebut, apakah aku bisa menghajikannya?. Rasulullah menjawab "Hajikanlah untuknya, kalau ibumu punya hutang kamu juga wajib membayarnya bukan? Bayarlah hutang Allah, karena hak Allah lebih berhak untuk dipenuhi" (H.R. Bukhari & Nasa'i).


Apa Badal Haji dan Umrah itu?



Apakah itu badal haji? Kata ‘badal’ itu artinya menggantikan atau pengganti. Maksudnya, ibadah haji dapat dilakukan atau diwakilkan oleh orang lain sebagai pengganti pelaksana. Haji itu ibadah penyempurna bagi setiap orang yang memeluk Islam. Karenanya, sebagai rukun Islam kelima, maka ia WAJIB dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu (istitha’ah). Sedangkan umrah hukumnya SUNNAH.

Maka, bersyukurlah, bagi anda yang telah dan mampu menunaikannya.  Sedangkan bagi mereka yang telah tiada atau terhalang kemampuan fisik, mereka dapat membadalkan haji dan umrahnya kepada orang lain. Jadi, hukum badal haji dalam Islam baik menurut al-Quran dan Hadits adalah BOLEH dan SAH, dengan melihat syarat dan kondisi yang menyertainya.


Rahasia Masjid Quba

Masjid Quba adalah mesjid yang dibangun atas dasar takwa (Surat At Taubah:108). Ia adalah masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah saw. pada tahun 1 Hijriyah atau 622 Masehi di Quba, sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah.

Menurut deskrpisi wikipedia, meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk dari pada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.
Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa.
Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Dan rahasia berkunjung dan shalat sunnat di masjid tertua ini adalah, orang yang melakukannya akan mendapat pahala senilai umrah. 

Yusuf Mansur: Berangkat Haji Berkat Sedekah


JurnalHaji.Com | Pendiri Daarul Qur’an Internasional School, Ustadz Yusuf Mansur, mengaku pernah lupa bahwa manusia tak boleh memastikan sesuatu yang belum terjadi. Yusuf berkisah, pada 1990 lalu, ia yakin dan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunaikan ibadah haji.
Namun, menjelang hari pemberangkatan ia memliliki masalah sehingga batal ke Tanah Haram. Begitu pula pada tahun 2003. Saat itu, Yusuf kembali memiliki segala persiapan untuk berangkat ke Arab Saudi. Namun karena terganjal masalah keluarga, lagi-lagi ia batal untuk menunaikan ibadah haji.
”Astaghfirullah. Saya pernah lupa sudah merasa yakin dan memastikan hal yang belum terjadi. La haula wala quwwata illa billah,” ujarnya.
Tahun 2005, media massa kerap menggunakan gelar haji yang melekat pada dirinya. ”Padahal waktu itu saya belum berhaji. Alhamdulillah, itu saya anggap sebuah doa,” ujarnya. Ia pun sengaja tidak mengklarifikasi masalah itu karena gelar haji memotivasinya untuk terus memohon agar Allah mengijzinkannya berhaji.
Setahun kemudian, sebuah travel terkemuka menawarkan dirinya untuk menunaikan ibadah haji secara gratis. Ia pun diamanahkan untuk menjadi pimpinan rombongan. Ia sempat menolak lantaran belum pernah menunaikan haji. Namun pihak travel terus mendesak ustadz yang pernah keranjingan balap motor ini.
Akhirnya, ia pun setuju dan iklan pun dipajang untuk mengajak masyarakat berangkat haji bersamanya. Pendaftaran para calon jamaah haji pun mengalir. Antusias masyarakat yang ingin pergi bersamanya begitu tinggi.
Tapi Allah masih berkehendak lain. Menjelang pemberangkatan, pihak travel membatalkan dengan alasan jika belum berhaji tidak diizinkan memimpin rombongan. Akhirnya, pihak travel menawarkan dirinya menjadi jamaah lebih dulu, dan tahun berikutnya menjadi pemimpin rombongan.
Tapi tawaran tersebut tak lagi gratis namun mendapat diskon hampir setengah harga. Pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini mengaku sempat menangis. Bukan karena biaya gratis yang dibatalkan. Ia khawatir merasa membohongi masyarakat dan membuat kecewa banyak calon jamaah.
Namun, ia lebih sedih lantaran Allah tak jua memanggilnya untuk ke Tanah Suci. Ayah empat putra tersebut hampir saja khilaf dan memarahi pimpinan travel. Tapi ia terus bersabar dan bertawakal. Penggarap juga pemain film Kun Fa Yakun ini sempat pesimis dirinya takkan pernah berhaji. Yusuf sempat trauma membicarakan masalah haji, tapi kemudian bangkit lagi. Ia kemudian menyerahkan keinginan mulianya kepada Sang Khalik.
Di tengah kondisi yang kurang mengenakkan, tiba-tiba seorang sahabatnya dari luar kota datang dan hendak meminjam uang sebesar Rp 40 juta. Uang tersebut akan digunakan sahabatnya memberangkatkan saudaranya ke Tanah Suci. Karibnya itu memberi jaminan sebuah mobil tua yang kalau dijual harga tertingginya sekitar Rp 30 juta.
”Subhanallah walhamdulillah, karena saya sering menyuruh orang untuk bersedekah, saya diuji bertubi-tubi,” ujarnya. Dengan kesabaran dan keikhlasan, ia pun memberikan uang tersebut kepada kawannya. Sedangkan mobil tua itu ia biarkan saja.
Yusuf sempat bertanya pada Allah tentang hikmah apa yang ada di balik semua ujian kegagalannya berhaji. Setelah pendaftaran haji 2006 ditutup, ia pun pasrah. Tapi di luar dugaan, ia bertemu dengan seorang Habib keturunan Arab yang mengajaknya makan siang.
Di akhir pertemuannya, sang Habib menanyakan kapan berangkat haji. ”Saya cuma katakan, tidak jadi berangkat. Tidak punya uang,” ujar Yusuf.
Allah kemudian menunjukkan Kuasa-Nya. Di saat pendaftaran haji sudah tutup, ia bersama istrinya justru berangkat ke Tanah Haram. Yusuf pun semakin sadar apa yang ada dalam persepsi manusia tidak sepenuhnya benar. Ia pun semakin merasakan kehebatan sedekah yang luar biasa. ”Allah memiliki skenario terbaik,” tuturnya.

Kisah Nyata: Tukang Becak Naik Haji

Kaskus.Co.Id | Warga Rw 02 Rt 02 Kelurahan Pabean Pekalongan Utara, Tholib (53) alias Carub yang berprofesi tukang becak, berhasil mengumpulkan uang selama 25 tahun, hingga mencapai Rp 42 juta lebih untuk berangkat ke Tanah Suci.
NIAT sepasang suami istri, Carub dan Castin untuk berangkat suci bakal kesampaian, pasalnya pria yang keseharianya menjadi tukang becak dan biasa mangkal di Stasiun Kereta Api Kota Pekalongan itu akan berangkat haji, Sabtu di hari ke 30 Oktober tahun 2012.

Selama menjadi tukang becak dari tahun 1980-an hingga sekarang, Carub mengaku setiap hari mangkal di beberapa tempat untuk untuk menunggu pelanggannya.
Sementara setiap hari ia berangkat pukul 07.00 sampai menjelang sholat Dzuhur ia pulang kerumah untuk menunaikan sholat.
Sekitar pukul 13.00 ia berangkat kembali sampai mendapatkan uang untuk mencukupi kenutuhan keluarga dan menabung, namun kalau belum mendapatkan uang, ia rela pulang sampai pagi hari dan tidur di becak.
Pria yang dikaruniai 6 orang anak dan semua lulus Madrasah Diniyah itu, setiap hari menabung yang disesuaikan dengan penghasilan dari mendorong becak.
Kalau satu hari ia biasanya menyisihkan setengahnya, apabila mendapat uang Rp 20 ribu maka yang ditabungkan Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu, dan sisanya untuk kebutuhan keluarga. Saat mendapatkan uang sedikit, ia rela makan seadanya.
Ia menabung disebuah kotak, setelah terkumpul hingga Rp 1 juta atau lebih, ia menabungkan di bank, dan sekitar sudah terkumpul hingga Rp 21 juta ia baru mendaftarkan untuk naik haji pada tahun 2008 dan untuk mencapai Rp 42 juta ia mengikuti arisan bersama tetangga, satu minggu Rp 50 ribu dan mendapat jutaan.
“Saya mengumpulkan uang sudah ada 25 tahunan lebih disebuah kotak, hasil menjadi tukang becak, setiap hari kadang Rp 5 ribu, hingga Rp 20 ribu, dan itu semua awalnya saya berkhayal untuk naik haji. Namun dengan menyisihkan uang itu setiap hari akhirnya kami bisa berangkat ke Tanah Suci untuk memenuhi rukun ke 5 sebagai umat Islam, sekaligus napak tilas Kanjeng Nabi Muhammad,” ungkapnya.
Rencananya, saat akan berangkat akan dikawal oleh petugas Kepolisian dan diiring oleh ratusan tukang becak dan terbangan dari rumah sampai ke pelataran Pemkot.


Kapan Miqat Zamani Haji


Miqat adalah apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh syari'at untuk suatu ibadah baik tempat atau waktu. Haji memiliki dua Miqat yaitu Miqat zamani dan makani. Adapun Miqat zamani dimulai dari malam pertama bulan syawal menurut kosensus para ulama, akan tetapi para ulama berbeda pendapat tentang kapan berakhirnya bulan haji. Perbedaan ini terbagi menjadi tiga pendapat yang masyhur yaitu:
  1. Syawal, Dzul Qa'dah, dan 10 hari dari Dzul Hijjah dan ini merupakan pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar, dan Ibnu Zubair dan ini yang dipilih madzhab hanbali.
  2. Syawal, Dzul Qa'dah, dan 9 hari dari Dzul Hijjah dan ini yang dipilih madzhab Syafi'i.
  3. Syawal, Dzul Qa'dah, dan Dzul Hijjah ini yang dipilih madzhab malikiyah
Adapun yang rajih -والله أعلم- bahwa bulan Dzul Hijjah seluruhnya termasuk bulan haji dengan dalil firman Allah Azza wa Jalla.
الْحَجُّ أَشْهُرُُ مَّعْلُومَاتُُ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat kefasikan, dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji". [Al-Baqarah: 197]
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
وَأَذَانٌ مِّنَ اللهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الحَجِّ اْلأَكْبَرِ أَنَّ اللهَ بَرِىءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ
"Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyirikin". [At-Taubah: 3]
Dalam surat Al-Baqarah ini Allah berfirman (أشهر) dan bukan dua bulan sepuluh hari atau dua bulan sembilan hari. padahal (أشهر) jamak dari (شهر) dan hal itu menunjukkan paling sedikit tiga bulan dan pada asalnya kata (شهر) masuk padanya satu bulan penuh dan tidak dirubah asal ini kecuali dengan dalil syar'I, maka tidak boleh berhaji sebelum bulan syawal dan tidak boleh mengakhirkan suatu amalan haji setelah bulan Dzulhijjah.

Tujuh Pertanyaan Rahasia Tes Petugas Haji

Menjadi petugas haji, baik itu TPHI, TPIHI atau petugas medis dan lain-lain terkait merupakan salah satu dambaan umat Islam agar bisa menjadi tamu Allah swt. Karena sebagai petugas, maka persiapan  secara lahir dan batin harus maksimal. Sebab, di tanah suci nanti mereka harus mampu melayani jamaah selain diri juga terlibat dalam rangkaian ibadah itu sendiri.
Salah satu prosedur yang harus dilewati bagi seorang petugas haji adalah lulus tes administrasi adalah mengikuti ujian tertulis. Apakah materi yang diujikan secara tertulis tersebut? Berikut ini tujuh pertanyaan penting di antara 10 pertanyaan yang ada dalam tes tulis TPHI/TPIHI tahun 2012.

  1.  Jelaskan yang anda ketahui tentang kebijakan pembinaan haji kemenag RI
  2. Jelaskan yang anda ketahui tentang kebijakan pelayanan haji kemenag RI
  3. Apa maksud dari naqobah, muassasah dan majmuah?
  4. Sebutkan macam miqat makani dan miqat zamani 
  5. Apa pendapat anda tentang Mina Jadid, jelaskan dari segi hukumnya!
  6. Tuliskan doa saat sai di antara tiang hijau, beri syakal dengan lengkap!
  7. Jelaskan yang dimaksud dengan istitha’ah, dan bagaimana isthithaah seorang petugas haji?
Lalu 2 pertanyaan sisanya apa? Maaf, saya lupa hehehe.. :) Selamat mencoba menjawab sebagai persiapan. Semoga anda lulus, mampu menjadi petugas yang amanah dan memperoleh predikat haji mabrur. Amin 

Keagungan Kota Madinah

[Sambungan dari: Kebesaran Kota Mekkah]

Berbeda dengan saat di Mekah, di Madinah suasana cukup berbeda. Madinah merupakan pancaran pembudayaan Islam yang akar-akarnya ada di Mekah. Di Madinahlah Rasulullah mengekspresikan substansi Islam dalam bentuk lahiriah. Sistem Islam ditata Rasulullah dalam kehidupan kemasyarakatan di Madinah.
Itulah sebabnya, datang ke Madinah nuansanya berbeda dari Mekah. Madinah sangat kental rasa kemanusiaannya. Kota nya bersih, masyarakatnya ramah, banyak kebun korma yang alami, terdapat oase, pola keluar masuk jemaah yang teratur antara yang datang dan pergi, dan sebagainya. Sedangkan Mekah terkesan lebih mengesankan keagungan Tuhan Yang Mutlak.

Maka ritus yang dilaksanakan di Madinah pun relatif lebih sedikit. Jemaah hanya melaksanakan salat arbain, yaitu salat berjamaah di Masjid Nabawi. Ritus ini sesungguhnya nyaris sama dengan ibadah harian. Sebab, setiap Muslim disarankan melaksanakan salat berjamaah di masjid, sebagaimana Rasulullah selalu melaksanakan salat fardhu di masjid. Selain melaksanakan salat fardhu, jemaah hanya berziarah ke makam Rasulullah, sahabat Abubakar dan Umar, serta sejumlah sahabat lain di makam Al-Baqi, serta sejumlah malam lain seperti di Gunung Uhud.

Sedangkan ritus yang dilaksanakan di Mekah dan sekitarnya berkaitan dengan kewajiban hamba kepada Penciptanya. Datang dengan berihram, kemudian melaksanakan tawaf, sai, dan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifan dan Mina, dan terakhir melontar jumrah.

[ Sumber : Jurnal Haji, dipublikasikan ulang oleh kopontrendt.com ]

Kebesaran Kota Mekkah

[Sambungan dari: Rindu Ibadah Haji dan Umrah]

Begitulah kebesaran Kota Mekah, sehingga Allah menjadikan tempat ini sebagai tanah haram atau tanah suci. Itulah sebabnya, di tempat ini tidak boleh terjadi pertumpahan darah. Setiap orang yang berdoa di tanah haram ini juga mustajabah (dikabulkan). Keagungan Kota Mekah terpancar dari keagungan Allah SWT. Dengan kekuasaan Allah, Sang Khalik berkehendak apa pun yang diinginkan-Nya. Pada kenyataannya, dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahimnya, Allah menghendaki agar manusia sejahtera dan bahagia, tidak hanya di dunia, tapi bahkan di akhirat.
Allah yang telah menciptakan alam semesta ini, Allah pula yang membuat aturan mainnya melalui hukum alam. Melalui Alquran, Allah mengabarkan kepada manusia bagaimana cara bersahabat dengan alam semesta ini. Manakala terjadi banyak bencana, manusia harus menyadari, hal itu karena manusia tidak mengikuti sistem alam yang menjadi ketentuan Allah.
Melalui ritus haji, Allah menguji siapa di antara umatnya yang beriman. Melalui rukun Islam kelima ini, Allah mengundang hamba-Nya untuk datang menghadap-Nya. Di tanah suci, manusia bisa berdialog dengan Penciptanya, mereka mengadukan nasibnya, meminta ampun atas dosa-dosanya. Kemudian, Allah menawarkan hamba-Nya untuk meminta apa pun yang diinginkannya.
Dengan berdoa, Allah akan mengabulkan semua permintaan hamba-Nya tersebut.
Meskipun berhaji dibandingkan dengan travelling ke luar negeri sama, tapi berhaji secara substantif mempunyai makna yang jauh berbeda. Berhaji adalah kepasrahan diri, datang menghadap Allah dengan apa adanya sebagai manusia. Berhaji justru kita diminta datang oleh Allah sebagai diri kita, manusia. Maka, memasuki Kota Mekah hanya mengenakan dua kain putih tanpa jahitan. Saat wukuf di Arafah pun, Allah pamer dan merasa bangga kepada para malaikat bahwa hamba-Nya datang dengan keadaan dekil.
Makanya, ketika seseorang datang ke menghadap Allah, dia merupakan perjalanan seorang hamba yang menghadap Penciptanya. Maka, mereka datang tanpa atribut apa pun, tanpa memperlihatkan pangkat dan derajat, kecuali kerendahan hatinya. Sedangkan travelling ke luar negeri pada umumnya berkaitan dengan derajat dan pangkat, serta kemewahan. Berhaji ke Mekah berarti kepasrahan manusia kepada Sang Khalik.

[Bersambung ke: Keagungan Kota Madinah]

Rindu Ibadah Haji dan Umrah

Islam mengenal tiga masjid suci, Masjidilharam di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Aqsha di Palestina. Selama melaksanakan haji, umat Islam dapat mengunjungi dua masjid, yakni Masjidilharam di Mekah Al-Mukaramah dan Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawarah. Apa kesamaan dan perbedaan beribadah di dua masjid ini?
Kesamaannya, kedua-duanya mempesona. Berpesona tak sekadar terlihat dari bangunannya yang kokoh, besar, dan kuat. Tapi dua masjid itu memancarkan sinar keagungan Allah SWT dan sinar Muhammad saw. Masjidilharam memancarkan keagungan Sang Khalik, sedangkan Masjid Nabawi menggambarkan kebesaran Muhammad.
Pesona Mekah yang paling utama, karena di tempat ini Allah memilih membangun Baitullah. Menurut Rasulullah, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghifari, masjid yang paling pertama dibangun di muka bumi ini adalah Masjidilharam. Setelah 40 tahun kemudian dibangunlah Masjidil Aqsha. Pembangunan Masjidil Aqsha yang dimaksudkan adalah pembangunan yang dilakukan oleh Yakub bin Ishak dan kemudian direnovasi oleh Nabi Sulaiman.
Menggambarkan pesona itu, Rasulullah saw., dalam hadis yang diriwayatkan Jabir r.a. bersabda, “Salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) adalah 1.000 kali lebih utama daripada salat di masjid lainnya, kecuali Masjidilharam. Sebab, salat di Masjidilharam lebih utama 100.000 kali daripada salat di masjid lain. Sementara salat di Masjidil Aqsha lebih utama 500 kali daripada salat di masjid lain.”

[Bersambung ke: Kebesaran Kota Mekkah]

 
/* muamar-kurosaki.com Likebox Pro FBFan Code Start --------- */