Kita sudah tahu dan jelas bagaimana hukum menunaikan ibadah
haji. Namun bagaimanakah hukum menunaikan ibadah umroh?Dalam masalah ini ada khilaf (silang pendapat) di
antara para ulama. Ulama Malikiyah, kebanyakan ulama Hanafiyah berpendapat
bahwa ‘umroh itu sunnah muakkad, yaitu ‘umroh sekali seumur hidup.
Sedangkan sebagian ulama Hanafiyah lainnya berpendapat bahwa
‘umroh itu wajib sekali seumur hidup karena menurut istilah mereka sunnah
muakkad itu wajib.
Pendapat yang paling kuat dari Imam Syafi’i, juga menjadi
pendapat ulama Hambali, ‘umroh itu wajib sekali seumur hidup. Imam Ahmad
sendiri berpendapat bahwa ‘umroh tidak wajib bagi penduduk Makkah karena
rukun-rukun ‘umroh yang paling utama adalah thowaf keliling Ka’bah. Mereka,
penduduk Makkah, sudah sering melakukan hal ini, maka itu sudah mencukupi
mereka.
Ulama Hanafiyah dan Malikiyah berdalil bahwa ‘umroh itu
hukumnya sunnah dengan dalil,
حديث جابر بن عبد اللّه رضي الله عنهما قال : « سئل رسول اللّه صلى
الله عليه وسلم عن العمرة أواجبة هي ؟ قال : لا ، وأن تعتمروا هو أفضل » .
Hadits Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai
‘umroh, wajib ataukah sunnah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Tidak. Jika engkau berumroh maka itu afdhol.” (HR. Tirmidzi no. 931, sanad
hadits ini dho’if sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
وبحديث طلحة بن عبيد اللّه رضي الله عنه : « الحجّ جهاد والعمرة تطوّع
» .
Hadits Tholhah bin ‘Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, “Haji itu
jihad dan ‘umroh itu tathowwu’ (dianjurkan).” (HR. Ibnu Majah no. 2989, hadits
ini dho’if sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Sedangkan ulama Syafi’iyah dan Hambali berpendapat bahwa
‘umroh itu wajib sekali seumur hidup dengan alasan firman Allah Ta’ala,
وَأَتِمُّواْ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّهِ
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.”
(QS. Al Baqarah: 196). Maksud ayat ini adalah sempurnakanlah kedua ibadah
tersebut. Dalil ini menggunakan kata perintah, hal itu menunjukkan akan
wajibnya haji dan umroh.
Juga dalil lainnya adalah,
وبحديث عائشة رضي الله تعالى عنها قالت : « قلت : يا رسول اللّه هل
على النّساء جهاد ؟ قال : نعم ، عليهنّ جهاد لا قتال فيه : الحجّ والعمرة » .
Dengan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,
“Wahai Rasulullah, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya. Dia wajib berjihad tanpa ada peperangan
di dalamnya, yaitu dengan haji dan ‘umroh.” (HR. Ibnu Majah no. 2901, hadits
ini shahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani). Jika wanita saja
diwajibkan ‘umroh karena itu adalah jihad bagi wanita muslimah, lantas
bagaimanakah dengan pria?
Pendapat yang terkuat dalam hal ini, ‘umroh itu wajib bagi yang mampu sekali seumur hidup. Sedangkan pendapat yang menyatakan hukumnya sunnah (mu’akkad) berdalil dengan dalil yang lemah (dho’if) sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Jadi bagi yang mampu, sekali seumur hidup berusahalah tunaikan umroh. Namun perlu diketahui bahwa ibadah ‘umroh ini bisa langsung ditunaikan dengan ibadah haji yaitu dengan cara melakukan haji secara tamattu’ atau qiran. Karena dalam haji tamattu’ dan haji qiran sudah ada ‘umroh di dalamnya. Wallahu a’lam.
Pendapat yang terkuat dalam hal ini, ‘umroh itu wajib bagi yang mampu sekali seumur hidup. Sedangkan pendapat yang menyatakan hukumnya sunnah (mu’akkad) berdalil dengan dalil yang lemah (dho’if) sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Jadi bagi yang mampu, sekali seumur hidup berusahalah tunaikan umroh. Namun perlu diketahui bahwa ibadah ‘umroh ini bisa langsung ditunaikan dengan ibadah haji yaitu dengan cara melakukan haji secara tamattu’ atau qiran. Karena dalam haji tamattu’ dan haji qiran sudah ada ‘umroh di dalamnya. Wallahu a’lam.
Sumber: rumaysho.com
0 komentar:
Posting Komentar